Another "My Sunday" story... Posting kali ini akan menggunakan bahasa bebas dan santai, seperti "My Sunday" post yang pertama.
Baru aja ngubek-ngubek blog, pingin lihat lagi dulu gw nulis apa sih di posting "My Sunday" itu? Ternyata aku nulis cerita tentang hari Mingguku yang diisi dengan kegiatan masak-memasak. Hah?! Coincidence? Soalnya kali ini juga ceritanya mau pamer hasil kreasi hari Minggu kami (yes - me and husband).
Jadi, hari ini akhirnya aku berhasil mengeksekusi resep nastar andalan bude setelah harus berjuang keras melawan rasa malas. Ada yang nanya resepnya apa? Hihihi... rahasia dapur dong! Just in case kapan-kapan buka usaha kue kering pas lebaran. Lebaran kemarin sempat mencicipi beberapa versi nastar, tapi kecewa lah aku karena ga ada yang seenak buatan bude. Untungnya, dulu udah pernah nyatet resep versi bude karena keluarga mama udah nggak pernah lagi bikin kue bareng seperti Ramadan-Ramadan sebelumnya. Jadi, sebelum resepnya punah dimakan waktu, jadilah aku berinisiatif untuk memulai ngumpulin resep keluarga. Juga, karena nyesel banget sih salah satu mbah putriku udah passed away dan aku nggak tau resep sambel goreng ati beliau padahal itu menu wajib setiap lebaran.
Proses pembuatan kue nastar sudah dimulai dari malam yang sebelumnya dengan mencicil membuat selai nanasnya. Kali ini aku berhasil bikin selai nanas yang enak! I've learned my lesson. Tiga tahun lalu saat pertama kali bikin kue kering, untuk menghemat waktu, aku blender nanasnya - bukan diparut. Jadi sepertinya serat-seratnya hancur saat di-blender itu, hahaha. Polos banget sih! Kali ini, aku parut nanasnya, lalu direbus sampai airnya habis, lalu baru dimasukkan gula dan dimasak sampai kering. Alhamdulillah berhasil! Cuma kurang banyak aja nanasnya :D karena resepnya calls for 3 pineapples instead of two (jadi, adonan kukisnya masih bersisa).
Setelah selai jadi, aku membuat adonan kukisnya. Langkah pertama adalah creaming butter. Mungkin karena lagi musim dingin juga, jadi butter-nya pun nggak bisa jadi creamy. Akhirnya nyerah dan aku masukkan semua kuning telur. Baru deh setelah itu butter-nya bisa jadi fluffy (dan untungnya aku pakai standing mixer, jadi nggak perlu capek-capek babysit adonannya). Lalu aku masukkan semua bahan-bahan keringnya ke mixer. Dan ternyata mixernya nggak muat dong untuk menampung butter tadi dan bahan kering. Tepung sampai sempat terbang keluar mangkok adonan, hahaha. Kemudian aku matikan mixer-nya lalu aku uleni adonan tersebut secara manual.
Saat pertama kali membuat nastar beberapa tahun lalu, aku menemukan cara jitu untuk mempercepat proses pencetakan kue nastar dan juga make sure semua punya takaran/ukuran yang sama. Kuncinya adalah penggunaaan measurement spoon! Aku menggunakan dua measurement spoon: 1/3 tsp untuk takaran selai dan 1/2 tbsp untuk takaran kukisnya. Karena measurement spoon yang aku punya berbentuk setengah bola, jadi gampang sekali untuk mengeluarkan adonannya dari sendok. Lalu, adonan adonan kukisnya dipipihkan menggunakan pantat cangkir yang agak mencekung. Isi dengan selai nanas, lipat adonan, lalu bulatkan. Alhamdulillah suami ikut ngebantuin proses perakitan nastar. Karena kalau nggak, nanti nggak bakal aku bagi, hehe! Well, it takes a lot of love and labour to make this cookies (apalagi aku lagi hamil besar), so makes sense kan?
Alhamdulillah dari 2 nanas itu jadilah sekitar 150 bola nastar. Tapi setelah masuk toples ternyata cuma dapat 1.2 toples. Sedih. But anyway, aku senang (and very proud of myself) akhirnya bisa makan nastar resep budeku itu, very yummy, keringnya juga pas, dan selai nanasnya berasa banget!
Setelah selesai berkutat dengan nastar, aku kembali ke laptop untuk melanjutkan nulis blog karena udah lebih dari satu bulan aku rehat nge-blog setelah Ramadan dan udah banyak ide yang nyangkut di kepala. Aku memang bukan penulis yang baik, partly because sometimes it can be difficult for me to organise my ideas in my head and partly because I need a lot of work with my reading-writing skills, tapi aku suka sekali sharing! Sudah ada beberapa blog post yang menanti untuk di-publish dan masih ada beberapa lainnya lagi masih dalam proses penulisan. Doakan supaya istiqomah ya karena blog yang baik itu yang sering di-update walaupun kadang isinya sampah gak penting, hehehe.
Be First to Post Comment !
Post a Comment