Image Slider

Monday, 20 December 2021

Why The University of Sydney?



Tahun ini gw memutuskan untuk melanjutkan kuliah ke jenjang yang lebih tinggi. Sebetulnya keinginan untuk kuliah lagi sudah ada sejak tahun 2014-2015, tapi waktu itu masih belum yakin whether karir gw saat itu is the one that I wanted to do for life. Anyway, I'll save that story for another post, and in the meantime, I'll share some of my reasoning why I chose to continue my postgraduate studies at The University of Sydney (USyd).


1. Lokasi kampus masih di Sydney. Tentunya dong, haha. Karena suami masih kerja di Sydney, jadi mau nggak mau memang harus memilih institusi yang berlokasi di Sydney. Jadilah gw harus say goodbye to the opportunity of undertaking postgraduate degree in University of Melbourne with a chance of getting Commonwealth Supported Place (CSP) i.e. cheaper tuition.


2. RankingSelain USyd sebetulnya ada beberapa universitas lain yang menyediakan program Master of Data Science (MDS) di Sydney, seperti Macquarie University, UTS, University of Western Sydney, dan UNSW. Tapi ketika shortlisting pilihan universitas, gw memilih universitas yang termasuk dalam Group of 8 (Go8) dan termasuk top 10 di Australia dan top 100 di dunia. Why? Simply because I wanted to go to the best schools. Karena selama growing up, gw sudah terbiasa kompetitif dan selalu aiming for the best institution, it just felt natural to choose schools with the best rank. Akhirnya, Universitas yang masuk dalam daftar final shortlist gw saat itu gw hanya ada dua, yaitu USyd dan UNSW. 


3. Jarak dari rumah/kantor ke kampus. Buat gw ini termasuk poin yang sangat penting karena walaupun saat ini perkuliahan masih online, siapa tahu ke depannya akan offline. Dan kalau suatu saat nanti butuh untuk datang ke kampus untuk urusan administrasi, tentunya USyd lebih mudah untuk dicapai karena lokasinya yang cukup strategis di tengah kota dan mudah untuk dijangkau dari rumah maupun kantor gw.  


4. Durasi program. To be fairly honest, I applied to postgrad program merely for the degree (although the lessons are very useful as well). Karena tanpa gelar itu, akan sulit untuk gw breakthrough into the career that I wanted. Dan karena gw berkuliah secara part-time, tentunya semakin cepat gw bisa lulus, semakin cepat juga gw bisa mulai cari kerja di bidang yang gw inginkan. Program MDS di UNSW sendiri berdurasi 2 tahun (full-time), sedangkan di USyd hanya satu tahun (full-time). Ketika dijalani selama part-time, berarti waktunya menjadi dobel. Jadi, kalau gw ambil MDS di USyd, overall, bisa lulus lebih cepat dan biayanya juga lebih murah, walaupun jatuhnya biaya per tahunnya menjadi lebih mahal (USyd: $37k (1 year, domestic), UNSW: $52k (2 years, domestic)).


5. Iconic building. Oke, ini receh banget sebetulnya. But this was one of my tie-breaker between USyd and UNSW: I wanted to go to a school with an iconic building - that looks like Hogwarts, lol. Bahkan sampai ada rumornya kalau Harry Potter sempat dibuat di USyd! "While Sydney University bears a resemblance to Durham Cathedral in the United Kingdom - where the Hogwarts scenes were actually shot  - no parts of the film were shot in Australia." Setidaknya nanti pas wisuda bisa foto-foto keren dengan limestone building khas USyd on the background :D.

Kembali


Halo! Aneh juga rasanya buka blog kembali. Baru sadar terakhir kali gw update blog ini akhir 2017. It's been 4 years since. Lama. Banget. Dan in-between, banyak sekali kejadian-kejadian seru yang harusnya gw abadikan dalam bentuk tulisan, because 'why not?'


Kenapa tetiba gw kembali ke blog ini? Kira-kira sebulan yang lalu gw menemukan blog gw yg lama di Wordpress, simply karena googling nama gw. Ternyata di blog Wordpress itu terpampang banyak data pribadi gw (talk about being naive)! Termasuk tanggal lahir dan nama nyokap, doh. Akhirnya gw coba login ke Wordpress dengan ingatan gw yang ala kadarnya. Setelah beberapa kali percobaan lhamdulillah bisa masuk dan langsung gw hapus semua data-data pribadi gw. 


Udah sampai situ aja? Nggak dong, pastinya gw ngecek-ngecek posting lama gw juga, hehe. Ternyata dulu gw suka banget nulis santai. Aseli, santai banget. Just telling about random stuff and also important stuff in my life, tapi alurnya ngalir. Dalam hati, "haha, sejak kapan gw bisa nulis begini!?" I have been underestimating myself apparently. Selama empat tahun terakhir ini gw lebih banyak posting di instagram yang sebenernya nggak convenient juga karena susah untuk nyari posting lama lewat fungsi 'search'. Dan kalau posting di instastory pasti langsung hilang dalam 24 jam dan untuk melihat kembali juga nggak mudah. Jadi, demi bisa menggunakan fungsi 'search', sepertinya gw akan kembali menulis disini. Nggak berharap banyak yang baca. Cuma berharap suatu hari nanti bisa gw pakai untuk kilas balik cerita-cerita seru di masa lalu :).


Sekian untuk kali ini. Tunggu cerita selanjutnya yaa...